PENTINGNYA ADVOKASI GENDER DALAM RANAH MEDIA SOSIAL, PR. PMII RAYON FARID ESACK KEMBALI ADAKAN WEBINAR NASIONAL







Ponorogo (25/1/2024), PR. PMII RAYON Farid Esack Komisariat IAIN Ponorogo  kembali melakukan Webinar Nasional kedua kalinya setelah webinar literasi media yang dilakukan di bulan November lalu. Kegiatan yang dilakukan secara online melalui via zoom ini diikuti oleh sekitar 40 orang  peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Webinar Nasional Keputrian ini mengusung tema “SETARA DAN BERDAYA, BERPERAN BERSAMA” dimulai pada pukul 19.30 WIB. Sahabati Siti Nur Maela selaku narasumber memaparkan materi dengan jelas dan menarik dengan menampilkan sebuah powerpoint dan cuplikan video tentang Gerak bersama dan aman bersama dalam lingkup sekolah dan kampus. Siti Nur Maela atau yang lebih akrab disapa Sahabat Maela adalah pengurus KOPRI PB PMII dalam bidang bendahara advokasi & kebijakan publik, Founder perempuan membangun desa (puanmerdesa.id) dan beliau juga merupakan bagian dari Part of Nisa.co.id

Pertama-tama peserta diajak untuk melihat sebuah data Kekerasan berbasis gender online (KBGO) dimana tingkat paling tinggi ialah ancaman distribusi foto/video pribadi atau istilah zaman now VCS. Hal ini sangat perlu diperhatikan melihat maraknya di sosial media KBGO sering terjadi, dan hal tersebut diperlukan adanya sebuah advokasi tersendiri.

Menurut Siti Nur Maela advokasi bisa diartikan sebagai proses komunikasi strategis yang memerlukan perencanaan dan susunan strategi yang jelas dan kuat, dan advokasi adalah cara-cara untuk menganjurkan, menyokong, dan mendorong seseorang atau sekelompok orang dalam menentukan keputusan yang membela suatu kelompok atau golongan. Selain hal itu juga dipaparkan bagaimana oeran seorang advokat atau pendamping dalam pengawalan, pertama sebagai pendamping ia harus menjadi pembela atau advocasy, kedua ia sebagai fasilitator dalam mengawal suatu kelompok yang terkena kekerasan, ketiga ia berperan sebagai pelindung dimana ia melindungi korban, keempat sebagai pendamping ia berperan sebagai penggerak yang dalam hal ini KOPRI memiliki peran penggerak dalam hal pendampingan isu-isu gender utamanya, kelima peran pendamping ini ia sebagai seorang motivator yang mampu memotivasi si korban agar tidak berhenti hidup, dan yang terakhir ia sebagai mediator.

Dampak dari KBGO ini dapat berdampak pada psikologis bahkan ekonomi, yang mana jika korban mengalami KBGO akan mengalami kemunduran psikologis, depresi dan mengalami kecemasan yang juga dapat membuat sebuah situasi sosial dalam masyarakat menjadi keterasingan .

Antusias peserta pun nampak dalam sesi diskusi dengan pemateri dimana  banyak pertanyaan dari peserta serta tanggapan setelah pemaparan materi oleh narasumber yang membuat forum webinar ini lebih hidup lagi. Terakhir closing statement dari sahabat Maela ia menyampaikan “Menjadi perempuan harus mempunyai kecerdasan bukan hanya kecantikan. Karena dunia terlalu kejam jika kita hanya mengandalkan kecantikan yang kita miliki”

Harapan dari webinar kali ini Kader PMII muncul adanya perubahan sikap dan perilaku, baik dalam diri sendiri maupun di lingkungan sekitar. Ini bisa melibatkan peningkatan sensitivitas terhadap bahasa dan tindakan yang mungkin mendukung stereotip gender. Mari gerak bersama dan Menciptakan ruang yang aman untuk kita semua.


Kontributor: Aisy

Komentar

Postingan populer dari blog ini