PMII Rayon Farid Esack Resmi Baiat Anggota Baru Pada MAPABA 2025
Ponorogo, 6 September 2025 – Hari kedua Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) PMII Rayon Farid Essack berlangsung penuh makna. Kegiatan diawali dengan sholat tahajjud berjamaah pada dini hari yang menghadirkan suasana khidmat. Momentum ini menjadi pengingat bahwa kaderisasi di PMII tidak hanya membentuk kecerdasan intelektual, tetapi juga mengakar pada kekuatan spiritual.
Memasuki sesi materi, rangkaian dimulai pukul 08.18 WIB dengan pembahasan seputar keindonesiaan, dilanjutkan materi tentang Kopri dan Gender, serta ditutup dengan pengantar filsafat. Para pemateri tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga pengalaman nyata yang memperkaya diskusi. Antusiasme peserta terlihat jelas dalam dialog interaktif yang menunjukkan kehausan akan pengetahuan serta semangat kritis mahasiswa baru.
Malam harinya, kegiatan berlanjut dengan malam inaugurasi yang dihadiri oleh alumni Rayon Farid Essack, rayon-rayon se-Komisarit UIN Ponorogo—seperti Rayon Suro Menggolo, Songgo Langit, Wengker, Jaya Dipa, dan Bahasa—serta jajaran pengurus cabang. Inaugurasi dimeriahkan penampilan peserta, perkenalan antar rayon, dan ditutup dengan mahalul qiyam bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi. Gemuruh kembang api di langit menambah semarak, menjadikan malam itu simbol kebersamaan lintas generasi kader.
Puncak kegiatan berlangsung pada prosesi baiat. Azizah Intan Qurotunnisa, selaku pengurus cabang PMII Ponorogo, memimpin ikrar anggota baru yang secara resmi menandai masuknya mereka dalam keluarga besar PMII. Prosesi ini tidak hanya sakral, tetapi juga menjadi penegasan komitmen kader terhadap nilai-nilai organisasi.
Dalam sambutannya, Ketua Rayon Farid Essack, Adelia Nugraheni, menegaskan bahwa MAPABA bukan sekadar acara seremonial, tetapi pintu masuk untuk proses panjang pembentukan kader.
“Kita ingin melahirkan kader Ulul Albab—kader yang haus akan ilmu pengetahuan, berani berpikir kritis, dan peduli terhadap realitas sosial. MAPABA harus menjadi ruang transformasi, bukan sekadar pertemuan rutin,” tegasnya.
Adelia juga mengingatkan bahwa semangat kebersamaan yang tercipta selama kegiatan harus diterjemahkan dalam kerja-kerja nyata di kampus maupun masyarakat. PMII, lanjutnya, harus terus menjadi ruang bertumbuh yang humanis dan progresif bagi setiap anggotanya.
Dengan berakhirnya baiat, MAPABA hari kedua bukan hanya meninggalkan kesan seremonial, tetapi juga refleksi mendalam tentang arah gerakan mahasiswa Islam di tengah tantangan zaman.
Penulis: Kartika Wulan
Editor: Adelia



Komentar
Posting Komentar