Buletin Belukar edisi X
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim. Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, maghfiroh, serta hidayahnya, sehingga dalam kesempatan ini kami pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Farid Esack bisa kembali memulai, penerbitan karya tulis “Buletin Belukar” Volume-08 Edisi 15 Desember 2023.
Dalam Buletin edisi ini, kami sedikit mengulas makna, refleksi, dan arah gerak PMII sebagai organisasi Ke-Mahasiswaan. Buletin ini terbit, murni atas rasa tanggung jawab merawat ilmu pengetahuan dalam berorganisasi dari Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Farid Esack.
Kami berharap, terbitnya buletin belukar dirasa mampu mewadahi para kader terkhusus di Rayon Farid Esack yang memiliki fokus pengetahuan di wilayah kepenulisan. Dan juga kami berharap tinggi kepada para kader PMII Rayon Farid Esack agar sadar bahwasanya merawat kultur ilmu pengetahuan bukan hanya melulu mendapatkan sebuah pemahaman baru, tapi juga harus mengikat sebuah pemahaman yang sudah diperoleh melalui sebuah tulisan.
Kami juga sedikit banyak menyadari jikalau dalam penerbitan Buletin Belukar ini masih terjadi banyak kekurangan entah itu dalam muatan substansial yang kurang terlalu ber-Bobot, dan juga ke teledoran dari pengurus (kemoloran penerbitan, sosialisasi Buletin), terlepas daripada itu semua kami selaku pengurus memohon maaf yang se-besar-besarnya.
Maka dari itu, kami berharap banyak kritik dan saran yang masuk untuk memperbaiki penerbitan Buletin Belukar kedepannya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada seluruh elemen pihak yang sudah ikut berpartisipasi membantu penerbitan Buletin Belukar ini.
Akhiron...
Wallahul Mu’affiq Ilaa Aqwamith Thoriq.
Selamat Membaca!
SUSUNAN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB
Putra Maulidin
PIMPINAN REDAKSI
Adi Bagoes Jagat Satria Vandea
REDAKTUR PELAKSANA
Faris Hamdani
DESIGN/LAYOUT
Lailatul Fadhila
REDAKSI
Iqbal Desvio. A
Erick
Adi Bagoes
Menelisik dan Melihat PMII
Oleh: Iqbal Desvio. A
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebuah organisasi yang mempunyai Sejarah Panjang mencakup pengaruh yang signifikan dalam perjalanan perkembangan sosial, politik, dan pendidikan Indonesia. Organisasi ini telah menjadi wadah bagi para mahasiswa yang berbasis Islam untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan, aktivisme sosial, serta pembentukan pandangan keagamaan dan politik. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi beberapa aspek dinamika PMII, termasuk kontribusinya yang positif dalam pendidikan, peran dalam aktivisme sosial, serta tantangan yang dihadapi.
Organisasi ini adalah organisasi yang lahir dari Rahim Nahdhatul Ulama’ yang berideologi “Ahlu sunnah waljama’ah”. Organisasi PMII itu sendiri adalah organisasi kaderisasi yang dimana seorang kader dibimbing menjadi kader ulul albab, tercantum dalam tujuannya “terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada allah swt, berbudi luhur berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya, serta komitmen dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”. Organisasi ini adalah wadah sesungguhnya bagi kita sebagai mahasiswa untuk belajar dan bertumbuh secara intelektual dan spiritual. Di dalamnya tersedia platform untuk diskusi, pelatihan, dan pengembangan kepemimpinan, yang bisa bermanfaat bagi perkembangan pribadi mahasiswa itu sendiri. Organisasi PMII juga mengajarkan kita untuk aktif dalam berbagai bentuk aktivisme sosial. Mereka sering terlibat dalam pengabdian masyarakat, advokasi hak asasi manusia, dan kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Organisasi ini telah melakukan gerakan dukungan dalam berbagai isu sosial, termasuk kemiskinan, pendidikan, dan lingkungan. Hal ini mencerminkan peran penting yang dimainkan oleh PMII dalam membentuk generasi mahasiswa yang peduli dan bertanggung jawab terhadap Masyarakat, negara dan menjadi seseorang yang bermanfaat bagi masyarakat seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwasanya tujuan akhir dari proses-proses tersebut adalah terbentuknya kader ulul albab itu sendiri.
Dalam sebuah organisasi tidak mungkin terpisahkan dari seorang kader. Kader dalam kamus (KBBI) ialah orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya, dalam istillah kader ialah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi yang mempunyai komitmen dan tujuan yang jelas, memimpin, dan mewakili dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu sebuah organisasi tanpa adanya seorang kader hanyalah kerangka semata tanpa adanya jiwa dan nyawa. Kader itu sendiri mempunyai peran penting dalam organisasi demi mengwujudkan visi-misi organisasi dan tujuan organisasi, seorang kader PMII juga mempunyai tugas dalam membimbing, memberikan arahan kepada anggotanya untuk mencapai tujuan bersama.
Kaderisasi ialah proses pembentukan dan pengembangan kader dalam suatu organisasi atau pergerakan. Ini adalah upaya sistematis untuk melatih dan mempersiapkan individu agar menjadi anggota yang efektif dan berkomitmen. Proses kaderisasi biasanya mencakup beberapa tahap, seperti pemilihan calon kader, pelatihan, pembelajaran nilai-nilai dan visi organisasi, serta memberikan pengalaman praktis dalam berbagai aspek aktivitas organisasi. Kaderisasi bertujuan untuk memastikan kelanjutan dan keseimbangan organisasi, serta untuk memastikan bahwa organisasi memiliki kepemimpinan yang kompeten dan berintegritas.
Kaderisasi juga bisa mencakup transfer pengetahuan dan pengalaman dari anggota senior ke anggota junior, yang membantu dalam menjaga kesinambungan nilai-nilai dan tradisi organisasi. Dalam organisasi politik, kaderisasi sering kali merupakan elemen penting dalam pengembangan kader-kader yang kemudian dapat menjadi pemimpin di masa depan. Dalam melaksanakan proses kerja kaderisasi, PMII sebagai organisasi yang di dalamnya terdapat kader kader yang notabene nya berasal dari latar belakang berbeda dan hal apa yang menjadi fokus dalam dirinya, dirasa harus menjadi hal yang ideal dalam sebuah organisasi. Kaderisasi basis ini di PMII dirasa sudah ada, dan mungkin ada beberapa hal yang harus direvisi ataupun dirubah sesuai dengan berkembangnya zaman. Karena, itu perlu adanya proses kaderisasi massif di dalamnya agar mencapai suatu posisi di mana hal itu menjadi sesuatu kondisi yang ideal.
MENAMBAL TIMBA BOCOR
Oleh Ady Bagoes Jagat Satria Vandea
Selayaknya takdir awal kehidupan, manusia digolongkan sebagai makhluk yang tak bisa lepas dari kata berkelompok ,hal ini didasari oleh sifat alami manusiawi yang memiliki sifat sosial sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Berangkat dari hal itu ikhtiar manusia untuk melanggengkan kehidupan sosialnya ialah membentuk suatu komunal sosial yang didalamnya merangkul banyak individu dalam mekanisme kehidupan dengan interpretasi tujuan yang sama.
Dewasa ini komunal primitive ini telah bertransformasi menjadi suatu kelompok yang lebih terstruktur, inovatif, dalam proses berjalannya system komunal. Kita pasti mengenal banyak bentuk kelompok sosial ini “organisasi, asosiasi, himpunan, komunitas dsb”. Dengan beberapa contoh diatas menunjukkan bagaimana pergeseran arah gerak komunal ini menuju inovasi yang lebih baik.
Dari penjelasan poin diatas dapat menjadi jamuan awal pengenalan dengan jiwa sosial berkelompok kita, lebih lanjut kita akan masuk ke pemahaman dangkal akan materi ini “Organisasi”. Organisasi merupakan bentuk dari hasil system berkelompok tadi, menjadi wadah berfikir banyak individu dalam usahanya mencapai tujuan bersama.
PMII, bentuk organisasi yang bergerak aktif dalam ranah pergerakan di ekosistem kampus, dengan tujuan untuk menciptakan iklim ideal dalam kehidupan sosial kampus umumnya dan kehidupan masyarakat sosial khususnya ,hal ini dimotori dengan adanya sosial awareness terhadap kondisi factual sekarang ini. Dalam dinamika organisasi dapat dipastikan didalamnya terdapat proses berkelanjutan organic dalam proses dinamika kepengurusan, penggabungan perspektif dari sudut pandang anggota yang yang menjadi landasan terciptanya hembusan sayup demokrasi didalamnya. Tentu dalam konteks ini, kita sebagai sudut pandang anggota dihimbau untuk berdialektis aktif dalam forum forum pemutusan kebijakan,dengan awareness, haruslah selalu beridiologis dalam setiap argumentasi yang dikemukakan tanpa bermuatan sentimentalis egoistik. Sebagian narasi tersebut mungkin terdengar enteng dalam pemahaman mentah, berbeda ketika usaha nya dalam pengaktualisasian setiap ide dari otak satu ke otak yang lain nya, sebab perlu digaris bawahi, kita hanya sebatas manusia dialektik, yang pasti tidak akan bisa membuahkan kesenangan setiap orang dengan kebijakan yang kita putuskan
Hal ini menjadi problem central dari buahan problem yang kita temui di setiap organisasi,bagaimana kita dihadapkan oleh situasi simalakama, yang mana disaat kita sebagai pengurus harus memutuskan suatu aturan kebijakan, dimana kita sudah menerawang akibat apa yang akan ditimbulkan dari kebijakan yang kita putuskan, timbul berbagai pertanyaaan di pikiran penulis, bukankah organisasi bertujuan untuk merangkul smua anggota hedrogennya, namun jikalau organisasi ini hanya bertujuan untuk membahagiaan semua anggotanya, lantas apa bedanya kita dengan organisasi beragam diluar sana ?,mungkin solusi yang tepat adalah me-rekonstruksi, ketika berbicara mengenai system organisasi yang bisa dikata kuno, inovasi konkret dalam setiap event organisasi dalam usahanya mempertahankan eksistensi. Penulis terkadang jengkel tentang kata ”seleksi alam” yang dapat diartikan, ketika adanya keretakan harmonis antara organis dengan anggota nya yang memilih untuk pasif ,kita selalu diarahkan dengan poin untuk menyalahkan anggota yang pasif tersebut tanpa kiranya mendekonstruksi penyebab dini terjadinya problem,sehingga, ketika hal itu dilaksanakan kiranya kita dapat menarik benang merah permasalahan, penulis paham betul bagaimana habit (kebiasaan) yang diberikan oleh rayon tidaklah lain hanya bertujuan meningkatkan kualitas para kadernya,namun apakah ini dikata menjadi garis finish dari usahanya dalam kaderisasi?
Menjadi concern bagi kita dalam kesadaran organis untuk selalu dan selalu mempertahankan timba bocor ini dengan lem lem nasi sisa kemarin atau dengan media apapun yang menambalnya. Sebagai kader yang berintelektual, sebagai kader yang memiliki awareness tinggi perlulah kiranya untuk menjaga komunal kecil yang hangat ini dengan usaha usaha yang mengikuti dibelakangnya.
SANG KREATOR KAMPUS
Oleh: Erick
Hari ini budi sangat gembira, wajah nya tersenyum, perasaan dalam hati nya gemetar, ingin sesekali Ia ceritakan kepada teman dekatnya, tentang perasaan yang penuh dengan kebahagiaan. ketika sekian lama berproses dalam desain grafis, hasil dalam mendesain pun mengikutinya. Tidak menyangka memang, dan tidak ada niatan sebelumnya untuk mengikuti lomba tersebut, namun akhirnya sang kreator muda kampus, menjadi sang juara.
Budi berhasil mendapatkan penghargaan peserta terbaik sekaligus juara pertama dalam lomba mendesain, yang diadakan oleh Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII Kabupaten Ponorogo. Nama lombanya adalah Desain Grafis. Teman dan sahabatnya, terharu melihat prestasi yang diperolehnya.
Di situlah nama nya mulai dikenal oleh banyak orang, baik di kalangan mahasiswa, organisasi, bahkan dosen sekalipun. Oh iya, Budi adalah Mahasiswa, Fakultas Ushuluddin Adab & Dakwah. Sekarang Budi sudah tiga semester kuliah.
Pagi hari, udara sejuk menghiasi suasana kampus IAIN, seperti biasanya kampus selalu ramai, terlihat mahasiswa berbondong-bondong masuk ke kelas untuk mengikuti mata kuliah, ketika jam perkuliahan. Selama kuliah, Budi enggan menjadi mahasiswa "Kupu-kupu" (kuliah pulang, kuliah pulang), karena pada saat itu, Ia tinggal dipondok pesantren dekat dengan kampus, sekitar 700 meter jauhnya.
Pada awal kuliah, Budi belum begitu menjadi mahasiswa yang super sibuk, tapi kesibukannya adalah sering membaca buku dan mendesain. Ketika pagi hari, jam 08.00 WIB. Ia sedang asyik membaca buku di kelas, sembari menunggu dosen masuk. Ada yang sibuk dengan gadget-nya, sibuk dengan rokok dan kopi nya, serta sibuk dengan curhatan masing-masing.
Seketika Budi berbincang dengan sahabatnya "ga, ikut organisasi yuk!" ga, sapaan akrabnya, Prayoga adalah teman dekat Budi yang paling sombong dan pemalas. Setiap hari menghabiskan waktu dengan main game online, jarang belajar sama sekali, apalagi membaca dan menulis.
"Organisasi apa Bub? Mendingan jadi Kupu-kupu ajalah, Bub. Ikut organisasi mah capek, sibuk rapat, inilah itulah" Tatapan mata nya fokus tertuju pada gadget-nya, rupanya Ia sangat asyik bermain game online. Sambil menunggu dosen masuk kelas. Suasana kelas sunyi, mereka semua pada sibuk dengan kegiatannya masing-masing, lebih memilih berinteraksi di media sosial, ketimbang berbicara dengan temannya. "Ituloh organisasi ekstra kampus, namanya PMII, organisasi Kemahasiswa-an terbesar di Indonesia.
“Eh, tapi terserah lu aja deh, mau ikut atau nggak!, Gua sih mau ikut, lebih baik jadi Kura-Kura (kuliah rapat-kuliah rapat) daripada Kupu-Kupu apalagi Kupar-kupar (kuliah pacaran-kuliah pacaran). Pokoknya, ikut organisasi itu banyak manfaatnya, yang tidak bisa kita cari dan pelajari dikelas perkuliahan." Budi menjawab sembari memegang buku bacaan. Seketika Budi sedang berkhayal, alangkah indahnya jika ikut organisasi, mengembangkan minat dan bakat, disana. Budi merasa akan belajar banyak, baik belajar keorganisasian atau mengasah bakat, dalam mendesain. Budi adalah mahasiswa yang rajin memang. Setiap hari, Ia sering mendesain. Mulai dari layout, ilustator, & infografis. Memang sosoknya sangat dikagumi banyak orang. Apalagi ketika presentasi berlangsung, ia tidak akan ketinggalan untuk bertanya, baik ke pemateri presentasi atau ke dosen sekalipun, dan ia juga sering mengikuti acara seminar baik dikampus atau diluar kampus.
Siang hari jam 13.00 WIB, teriknya matahari yang membuat gerah, keringat bercucuran, ingin rasanya berteduh di bawah pepohonan yang rindang. Seusai mata kuliah, Budi dan Prayoga bergegas menuju Masjid untuk melaksanakan sholat Dhuhur, setelah itu mereka menuju stand pendaftaran organisasi eksternal PMII. Banyak organisasi-organisasi lain yang buka stand, di halaman yang sudah di sediakan oleh pihak kampus. "ga, yuk daftar organisasi PMII!" Sebelum pulang pesantren, mereka daftar terlebih dahulu untuk mengikuti organisasi PMII, karena dua hari lagi ditutup pendaftarannya. "Yaudah deh, gua mah ngikut aja Bud, yang penting ada temen". Setelah di stand PMII, Budi menanyakan perihal syarat apa saja yang harus mereka kumpulkan. Kebetulan, di stand PMII ada Kak Anton, Ia adalah ketua umum PMII Rayon Kincir Angin. "Jangan lupa yaa, persyaratan yang harus dibawa, oh iya nanti kegiatan pengkaderan-nya (MAPABA) tanggal 14-17 September 2023, berangkat dari kampusnya tanggal 14 September jam 08.00 WIB, jangan sampai telat, kalo telat terpaksa di tinggalin panitia". Sontak pernyataan Kak Anton, kepada Budi dan Prayoga. "Iya Kak, terimakasih banyak ya". Setelah selesai daftar di stand, mereka bergegas pulang menuju Pesantren, mereka mengumpulkan syarat apa saja yang harus di kumpulkan. Keesokan harinya Mereka mengikuti teknical meeting, sekaligus interview, mereka di Tanya tentang keseriusannya mengikuti organisasi PMII, dan disuruh menghafal mars PMII. Ketika malam hari, Budi terus menerus menghafal mars PMII di depan asrama pesantrennya, sampai larut malam, suasana malam itu sangat sunyi, suara jangkrik saja yang terdengar dan suara nyamuk yang mengiang-ngiang di telinga. Ia sadar besok pengkaderan PMII, MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru). Berbeda dengan Prayoga, Ia sudah tidur lebih dulu, setelah main game online-nya.
Ramai pagi hari itu, banyak yang mengikuti MAPABA PMII, sekitar 150 orang, diberangkatkan menuju lokasi pengkaderan menggunakan mobil truk besar. Ketika saat MAPABA berlangsung, para peserta dikumpulkan oleh panitia koordinator lapangan (Korlap), korlap menyuruh kepada peserta siapa yang bisa menyanyikan mars PMII? "Saya kak" Dengan gagah dan beraninya, Budi bergegas kedepan menghadapi peserta, Ia sudah paham betul lirik per-liriknya dan nada per-nadanya Mars PMII, karena sudah dari jauh-jauh hari, Ia menghafal. Budi adalah sosok yang paling kritis diantara teman-temannya yang lain, ketika korlap memberikan konsekuensi, "Bagi siapa saja yang tidak bisa menyanyikan mars PMII, maka saya akan menghukum, laki-laki push up limapuluh, dan perempuan bending limapuluh."
Budi langsung membantah pernyataan korlap "Saya tidak setuju, kalau kami tidak bisa menyanyikan mars, lalu push-up, karena tidak ada hubungannya dengan mars. Disisi lain, panitia tidak mencantumkan hukuman-hukuman, selain itu kami sudah tertib melaksanakan apa saja yang dilarang oleh panitia, seperti tidak membawa hp, rokok, dan lain sebagainya, apakah temen temen setuju kalau kita tidak mau di push up." Suasana hening, tidak ada yang berbicara kecuali Budi, suaranya lantang berapi-api melawan perkeroncoan yang dilakukan panitia korlap, sontak teman-teman peserta menjawab ucapan Budi. "Setuju!" Korlap tidak bisa menjawab pernyataan Budi, serta kewalahan dengan kekritisan Budi yang selalu melawan, juga berhasil mempengaruhi teman-temannya agar satu suara.
Tiga hari lamanya kegiatan pengkaderan, banyak hal yang harus Budi catat dan tuliskan, suasana haru ketika dibaiat, dan akhirnya mereka resmi menjadi kader mu’taqid (setelah di MAPABA-kan) PMII. Setelah selesai pengkaderan, Budi dan Prayoga main ke Sekretariat organisasi PMII Rayon Farid Esack, disana banyak sahabat-sahabat mereka, ada pengurus dan juga senior. Namun berbeda apa yang diharapkan sebelumnya.
Budi menginginkan ketika sudah bergabung dengan organisasi, ingin belajar bareng diskusi bareng, kajian dan lain sebagainya, tapi sahabat-sahabatnya lebih asyik main game online. Tapi, Budi masih tetap rajin membaca dan mendesain, walaupun teman temannya berbeda dengan Budi. Perasaan yang menjengkelkan memang, ketika melihat teman-temanya selalu bermain game online, ingin rasanya membantingkan handphone-nya. Agar mereka sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan, memang ada saatnya otak perlu hiburan dan refreshing, bukan setiap saat harus melakukan itu.
"Bud, jangan baca mulu, pusing, kebanyakan teori nanti lu stress!" Sela Prayoga. Namun, ketua umum mencoba meredam pernyataan Prayoga, "Sudah ga, masing masing aja. Jangan ngurusin kehidupan orang lain, Lu juga kalau dibalikin sama Budi, apa gunanya main game online, Cuma ngabisin duit orang tua?" Prayoga terdiam, dengan pernyataan Kak Anton sebagai ketua umum. Prayoga masih tetap asyik dengan game online-nya, dan Budi masih tetap membaca buku “Agama Saya Adalah Jurnalisme” karya Andreas Harsono.
Keesokan nya, di siang hari, ada pemberitahuan perihal lomba menulis, yang di adakan oleh PC PMII Kabupaten Ponorogo nama lombanya adalah Desain Grafis, disitu tertera dua tema besar dalam perlombaan tersebut; pertama, “Pengalaman ber-PMII menyongsong Era Industri 5.0” dan kedua “Millenial Mendesain dan semangat pemilu raya 19 Mei”. Batas pengumpulan karya, jatuh pada tanggal 1 juni 2023. Dengan perasaan dan keyakinan yang tinggi, Budi bersemangat untuk mengikuti lomba tersebut, tidak memikirkan dan ambisi untuk menjadi sang juara, yang terpenting pengalamannya. Budi menanyakan kepada panitia "Assalamualaikum Bat, saya mau menanyakan perihal lomba mendesain, apakah boleh saya mendesain selain poster, pamflate. Saya mau mendesain logo?" Dan panitia menjawab "Waalaikumsalam, oh iya Bat, boleh. Kalau bisa sih, jangan sampai merubah tema yang sudah ditentukan oleh panitia!"
Setelah itu, Budi mendesain logo, kurun waktu yang lama Budi mendesain logonyanya, setiap hari Ia selalu menseketsa dan menfolosofinya, bahkan meminta bimbingan kepada yang ahli membuat logo, agar ketika dikirim, karya nya layak dikata dan patut untuk mengikuti lomba. Budi mengumpulkan desainnya pada tanggal 30 Mei 2019, hingga akhirnya diumumkan pada tanggal 3 Juni 2023, nama Budi terlihat berada diurutan pertama, budi menjuari lomba Desain Grafis. Ia berhasil menjuarai lomba tersebut, karena gigih, belajar. Baik membaca dan mendesain. Suasana haru, dan perasaan yang amat sangat senang yang dirasakan oleh Budi. Hingga akhirnya, sahabat dan teman dekatnya memuji dan mengapresiasi dengan prestasi yang telah dicapai oleh Budi. Prayoga mulai rajin membaca dan mendesain, belajar langsung dengan Budi. Namanya mulai dikenal, baik di kampus, organisasi, bahkan dosen sekalipun. "desain bukan hanya apa yang tampak & bagaimana rasanya, desain adalah suatu pekerjaan" stove. Mulailah berkarya demi membangun kemajuan bangsa “kemerdekaan nasional adalah bukan pencapaian akhir, tapi rakyat bebas berkarya adalah puncaknya" Sultan Sahrir.
Komentar
Posting Komentar